Terlambat Berkarya Lagi

Cukup lama saya tidak mengunjungi wadah aspirasi pemikiran saya ini. Perihal ini disebabkan karena saya tenggelam oleh kesibukan berbagai kegiatan di kampus saya. Ya, alhamdulillah, beberapa bulan yang lalu saya telah dinyatakan lulus dan sah menjadi salah satu mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri di daerah bilangan Jakarta. Saya yang terlalu terobsesi dengan kehidupan ini, ternyata justru meninggalkan dan nyaris lupa dengan kegiatan rutin saya untuk menulis.
Hari ini, saya memutuskan untuk kembali pada dunia tulis menulis yang menyenangkan ini. Saya kembali memposting beberapa karya tulis yang sebenarnya sudah saya tulis sejak lama, namun hanya saya posting di salah satu akun pribadi saya, yang kebetulan belum saya posting di blog tercinta ini. Tidak ada kata terlambat untuk menelurkan sesuatu, bukan? Toh, pada hakikatnya, itu tetap jadi karya selama hasil pemikiran sendiri. :)
Sedih rasanya ketika saya menyadari bahwa saya nyaris hilang dari peredaran dunia tulis menulis. Dulu, ketika saya masih duduk di bangku putih abu-abu, menulis seperti bernafas bagi saya. Hal yang mematikan bila tidak saya lakukan. Saya selalu berusaha berkarya setiap harinya, meski hanya seutas coretan puisi sederhana. Karena hal itulah yang menjadikan kita untuk menjadi sesosok yang produktif. Namun, kenyataannya, saat ini, mungkin karena terlalu sibuk dengan dunia perkuliahan, organisasi, serta bidang lain yang juga sedang saya tekuni, saya jadi tidak lagi menyentuh dunia ini. Ah, menyedihkan.. bagaimana seorang penulis bisa melupakan dunianya sendiri?
Seorang Pervita Pearce -artis papan atas- yang super sibuk saja dapat berkarya, masa saya tidak?

Selamat datang kembali di dunia penulisan! :)

Nothing is Impossible

Kali ini saya mendapat inspirasi untuk membuat sebuah tulisan mengenai mimpi. Saya senang sekali membahas tentang mimpi dan segala ambisi pencapaiannya. Saya seorang pemimpi yang selalu berusaha untuk merealisasikan segala obsesi saya.
Saya terlalu memiliki banyak mimpi dan tidak sedikit mimpi saya yang terbilang cukup tinggi. Tetapi, saya tidak peduli. Bagi saya, selagi bermimpi itu gratis, apa salahnya bermimpi setinggi mungkin?
Banyak yang takut bermimpi karena takut di tertawakan oleh orang lain. Memang kalian pikir, saya tidak begitu? Banyak pula yang takut bermimpi karena takut mimpinya diremehkan oleh orang lain. Memang kalian pikir saya tidak begitu?
Tetapi, prinsip saya, saya percaya bahwa 'nothing is impossible' jadi saya tidak peduli dengan ocehan orang orang di sekitar saya. Saya memiliki Allah yang mampu menjadikan segalanya 'ada' hanya dengan satu sentakan Kun Fayakuun. Jadi saya percaya pada prinsip saya bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.
Dulu, saya bermimpi untuk kuliah di Perguruan Tinggi Negeri dengan jurusan Komunikasi. Tidak sedikit yang meremehkan, mereka bilang jurusan komunikasi merupakan salah satu jurusan favorit yang memiliki daya saing yang tinggi. Secara tidak langsung, mereka meremehkan kemampuan saya. Tetapi, sekali lagi, saya sungguh tidak peduli. Saya terus belajar dan berdoa segiat mungkin agar tembus di jurusan tersebut. Dan akhirnya, alhamdulillah, mimpi saya itu berhasil terealisasikan. Saya berhasil membuktikan bahwa nothing is impossible benar-benar ada.
Jangan takut pada mereka yang mencela segala mimpi dan obsesimu!
Abaikanlah!
Teruslah berusaha dan berjuang merealisasikan mimpimu dan biarkan kau saksikan sendiri beberapa tahun kemudian, mereka yang menertawakanmu akan memandangmu dengan takjub dari posisi bawah.
Saya masih akan terus dan selalu bermimpi dan berusaha mencapainya. Bagaimana dengan kalian? :)
Semangat selalu anak muda Indonesia!

Yuk, cintai karya film Indonesia!

Banyak orang yang beranggapan bahwa karya Indonesia, khususnya dalam bidang film layar lebar masih terbilang 'jelek'. Hal ini menjadi alasan utama mengapa banyak orang yang enggan menonton film buatan Indonesia. Mereka cenderung lebih senang menonton film Hollywood. 
Dulu saya juga beranggapan seperti itu. Namun, ketika saya memasuki dunia perkuliahan dan saya kuliah di jurusan Komunikasi Penyiaran Islam konsentrasi Broadcasting, kedua mata saya pun terbuka bahwa anggapan seperti itu tidak benar. Tidak semua karya Indonesia tidak bagus. Buktinya, cukup banyak film yang mendapat apresiasi besar oleh masyarakat luas bahkan dunia Internasional, seperti Laskar Pelangi. Disusul karya lainnya seperti Ayat-ayat Cinta, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Habibi dan Ainun, 5cm, dan masih banyak lagi. 
Saya sadar, sebagai anak muda generasi penerus bangsa tercinta ini, saya harus mencintai karya Indonesia. Bagaimanapun, masa depan bangsa dan negara ini ada di tangan saya dan anak muda lainnya. Jika kita tidak mencoba membuat perubahan, lantas kapan negara ini bisa merangkak untuk maju menyusul negara lainnya yang sudah terlebih dahulu menjadi negara maju?
Melalui artikel sederhana ini, saya bermaksud mengajak para generasi penerus bangsa untuk mencintai karya negara kita sendiri. Dengan mencintai karya Indonesia, kita membuat perubahan dan perbandingan kecil untuk membuat sebuah karya selanjutnya. Ingat, membuat sebuah film tidaklah MUDAH sekalipun film itu tidak mendapat apresiasi besar dari masyarakat luas! Sejelek-jeleknya sebuah film, dana yang terbuang tidaklah sedikit. 
Pada acara festival Indonesia Youth Conference 2014 kemarin, saya mendapat sebuah pelajaran baru dari kak Angga Sasoko (sutradara film Cahaya dari Timur) yang mengatakan bahwa, dia yakin perusahaan film Indonesia akan berkembang pesat 5 tahun mendatang. Pasalnya, sebagai sutradara, ia telah melihat begitu banyaknya karya anak muda yang patut di apresiasi. Dan ia yakin, masa depan perfilman Indonesia akan menjadi sebuah gebrakan baru.
Saya pun semakin bersemangat untuk membuat sebuah karya film yang besar. Saya ingin menjadi anak muda yang berpengaruh atas kemajuan negara dan bangsa ini, khususnya dalam bidang perfilman. Nah teman teman, kapan kalian ingin memulai suatu hal kecil yang -semoga- pengaruhnya besar untuk negara dan bangsa ini? Ingat ya, masa depan Indonesia ada di tangan KITA!
Salam sukses untuk para generasi penerus bangsa. :)



Jakarta, 09 November 2014

Hati Perempuan

Aku perempuan.
Salahkah bila aku bersikap dingin padamu demi menjaga hati dan perasaan ini dari rasa disakiti?
Tidak bolehkah aku mengacuhkanmu demi melindungi diriku dari kekecewaan?
Sekali lagi, ingin ku tegaskan, aku perempuan.
Aku pernah merasakan kecewa dan aku tidak ingin rasa itu datang lagi.
Setidaknya, aku akan mengatakan tidak pada siapapun yang hanya ingin berlabuh sementara saja.
Pahamilah.
Jika kau hanya datang untuk mengajakku bermain saja, akan ku bukakan pintu gerbang selebar lebarnya agar kau keluar.
Semoga kau mengerti.

Satu Tempat dan Masih Satu Cerita

Ini kisah masa lalu, saat sang belia masih mengenakan seragam putih abu-abu.
Ini kisah cinta sederhana milik remaja masa lalu, yang masih malu-malu mencari sosok bayangan yang setiap hari dirindukan.
Hati selalu menyediakan satu ruang istimewa untuk apa yang memang seharusnya ada. Jatuh cinta gaya remaja SMA sekalipun yang mereka seringkali katakan 'cinta monyet'.
Kisah cinta yang diterka akan berakhir mengambang di bangku SMA ternyata salah. Sang belia yang berniat ingin menghapus segala rasa yang masih tersimpan rapi dihatinya pun batal. Cintanya yang ingin ia hanguskan justru semakin berkobar dahsyat.
Di kampus yang sama mereka kembali dipertemukan.
Satu gedung, meski berbeda fakultas dan jurusan. Bahkan, ternyata kelas mereka pun berdekatan. Inikah rahasia takdir yang secara perlahan-lahan mulai tersingkap?

Jakarta, 01 September 2014

Senang dan Sedih

Senang dan sedih itu selalu berdampingan.
Satu waktu kamu merasakan berbahagia, lalu beberapa saat kemudian kamu akan merasakan dikecewakan.
Kebahagiaan takkan selamanya utuh milikmu, karena percayalah, takdir akan merenggutnya dan menggantikannya dengan rasa sedih dan kekecewaan. Seterusnya seperti itu.

Adilkah takdir terhadapku?

Tolong jangan tanyakan dan kamu ragukan lagi akan keadilan. Kamu tidak akan mengerti, apa alasan Tuhan merancang semua ini sampai sedemikian rupa. Tidak ada kebahagiaan yang abadi. Tidak ada kisah yang selalu berakhir 'happy ending' layaknya dongeng masa lalu. Bahkan, seluruh isi dunia pun pasti tahu, bagaimana kisah cinta Nabi Muhammad saw. dan Sayyidah Khodijah pun tidak berakhir bahagia juga, karena mereka harus terpisahkan oleh kematian. Sejatinya, senang dan sedih itu memang satu paket yang Tuhan persembahkan untuk semua hamba-Nya.
Tidak dapat dinafikan, semua manusia pasti mendambakan kebahagiaan yang abadi. Dimana kamu dapat terus bersama orang-orang yang kamu cintai dengan segala mimpi yang telah kamu raih. Bahagia dan terus bahagia, tanpa ada lagi rasa sakit dan kecewa yang bertamu.
Duhai..
Sekali lagi kamu harus memahami, kebahagiaan yang abadi itu takkan pernah ada. Karena dimana ada senang, disitu pastilah ada sedih. Dimana ada bahagia, disitu telah menunggu peran si kecewa. Satu-satunya obat untuk menjadikan segalanya baik-baik saja adalah, bersyukur dan berusaha menikmatinya. Dan pastilah, kamu tetap dapat bertahan sesulit apapun situasinya.




Aku yang sedang belajar menikmati rasa kecewa.

Diburu Takdir

lagi lagi aku harus mengalah pada kenyataan yang tak pernah ku inginkan.
sejauh apapun aku menghindar, tidak akan pernah bisa. karena garis ketetapan-Nya seolah tak pernah ingin berhenti mengejarku.
lelah?
ya, tentu saja.
tapi aku tidak ingin menyerah begitu saja. aku tahu, aku masih punya banyak harapan untuk melawan. dan aku yakin aku bisa.
aku mengalah bukan karena ingin menyerah, tapi aku mengalah untuk mencoba mencari jalan lain yang lebih baik.
tuhan itu Maha Pemurah, dia tidak akan membiarkan hambanya yang senantiasa berusaha akhirnya kalah. tidak akan.
tarik napaslah sejenak, setelah itu kau harus berkelana lagi menyelamatkan misi-misimu!